Nabi Adam bermaksiat kepada Allah Ta’ala dengan memakan buah dari pohon yang Allah haramkan untuknya disurga. Ibunda Hawa juga turut memakan buah terlarang itu. Sebagai hukuman atas pelanggarannya, mereka diturunkan ke muka bumi.
Iblis tertawa gembira karena telah berhasil menggoda mereka berdua untuk melanggar larangan Allah Ta’ala. Ia pun akhirnya juga di usir dari surga. Akhirnya, mereka bertiga sama-sama diturunkan ke dunia.
Adam dan Hawa menyesali perbuatannya yang melanggar larangan Allah. Lain halnya dengan Iblis, ia malah senang karena telah berhasil menyesatkan Adam dan Hawa. Saat itulah, Adam sadar bahwa setan adalah musuh baginya dan bagi seluruh anak cucunya.
Nabi Adam diturunkan oleh Allah di sebuah gunung di negara India. Adapun Hawa, ia diturunkan di sebuah gunung di Negri Hijaz. Masing-masing tidak mengetahui jalan untuk menemui yang lain, sementara itu di atas permukaan bumi hanya ada mereka berdua.
Adam menangis dan bertobat kepada Rabbnya. Demikian pula dengan Hawa. Allah menerima tobat mereka berdua dan berjanji akan memasukan mereka kedalam surga untuk kedua kalinya.
Baik Adam maupun Hawa, Mereka hidup seorang diri diatas hamparan bumi yang begitu luas. Adam melihat ke sana ke mari dan tidak menemukan satu orang pun. Ia memanggil-manggil, tapi tidak ada yang mendengarnya selain gema suaranya sendiri. Ia teringat pada hari ketika masih di surga. Malaikat berkeliling disekitar ‘Arsy Allah sambil mengucap Tasbih, tahmid, dan mensucikannya. Adam bergumam lirih, “Wahai Rabb, sendiri aku bertasbih kepada-Mu diatas Bumi yang luas ini, tidakkah ada orang lain yang juga bertasbih kepada-Mu?”
Allah Swt kemudian berjanji kepada Adam akan menjadikan keturunan dan anak cucunya sebagai orang-orang yang bertasbih dan bertahmid kepada-nya; membangun masjid-masjid untuk shalat dan berdzikir kepada Allah. Di antara masjid-masjid tersebut, salah satunya akan menjadi Baitullah Al-Haram (Rumah Allah yang suci). Manusia berbondong-bondong menuju kesana, berthawaf di sekelilingnya, dan datang dari segala penjuru dunia. Itulah rumah Allah yang pertama kal dibangun di muka bumi ini.
Adam bertanya, “Wahai Rabb, di manakah letak Baitul Haram ini?”
Allah Ta’ala memberritahukan bahwa rumah itu berada di mekah, negri Allah yang suci.
Adam merasa rindu sekali ingin mengunjungi Baitullah Al-Haram yang ada di Makkah. Melihat kesungguhan Adam, Allah pun memerintahkannya untuk pergi ke Mekkah, tempat dimana BaitullahAl-Haram berada, untuk thawaf dan berdzikir kepada Rabbnya di sana.
Source : Kisah Teladan Dalam Al-Qur'an
Penulis: Public Relation PYI
Tags:
#2 - #Sejarah