
Sudah dua bulan Ibu Atik kehilangan suami tercinta, pasangan hidup yang dulu selalu menemaninya berjualan gorengan setiap pagi. Kini, di usia senjanya, beliau harus menjalani hari-hari sendiri.
Selama 35 tahun, Ibu Atik setia berjualan gorengan di tempat yang sama. Dulu, semua dilakukan berdua dengan almarhum suami: membuat adonan di dini hari, belanja ke pasar, lalu berangkat ke tempat jualan setelah salat Subuh. Tapi kini, semua dilakukan seorang diri dengan tubuh yang mulai lemah.
Penghasilannya hanya sekitar Rp40.000–60.000 per hari, cukup untuk makan dan membayar listrik. Namun gerobak satu-satunya, peninggalan sang suami, kini hampir roboh. Kayunya lapuk dan rodanya berkarat.

Agar bisa tetap berjualan, Ibu bahkan harus membayar Rp100.000 per bulan untuk menitipkan gerobaknya di dekat tempat jualan, karena sudah terlalu berat untuk dibawa pulang.
Di tengah keterbatasannya, Ibu Atik tetap berjuang. Ia mengidap darah tinggi dan asam urat, tapi tetap bangun jam 2 dini hari untuk menyiapkan adonan dan berangkat jualan.
Kadang pusing, kadang kakinya nyeri, tapi beliau tak pernah berhenti. “Kalau Ibu berhenti, siapa yang mau kasih makan Ibu?” katanya lirih sambil tersenyum.
Yang membuat hati kami terenyuh, Ibu Atik tidak pernah mau meminta bantuan anak-anaknya.
“Ibu takut kalau mereka belum tentu ridho. Ibu mending usaha sendiri, biar nggak nyusahin siapa pun,” ujarnya pelan.
Kini, Ibu Atik benar-benar membutuhkan bantuan kita semua.
Gerobaknya hampir rusak total, kompor dan peralatan masaknya pun sudah usang. Ibu juga butuh sedikit modal usaha untuk membeli bahan pokok jualan agar bisa terus berjualan dan bertahan hidup.

Mari bantu Ibu Atik memiliki gerobak baru dan modal untuk terus berjualan.
Sekecil apa pun donasi Anda, akan sangat berarti bagi beliau.
Setiap rupiah yang Anda berikan bukan sekadar bantuan, tapi juga bentuk kasih dan harapan agar Ibu Atik bisa terus berjuang dengan senyum dan martabatnya.
Bersama, kita bantu Ibu Atik kembali berdaya dan hidup layak di masa tuanya.
Karena tak ada perjuangan yang terlalu kecil, jika dilakukan dengan cinta.